Rabu, 22 Juni 2016

Materi Kas Kecil

      DEFINISI DANA KAS KECIL
Soemarso ( 2004 ) mendefinisikan dana kas kecil sebagai berikut :
”sejumlah uang tunai tertentu yang disisihkan dalam perusahaan dan digunakan untuk melayani pengeluaran-pengeluaran tertentu. Biasanya pengeluaran-pengeluran yang dilakukan melalui dana kas kecil adalah pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya tidak besar, pengeluaran-pengeluaran lain dilakukan dengan bank ( dengan cek )”.
Dari kutipan di atas jelas bahwa dana ini hanya diperuntukan bagi pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil yang tidak mungkin dilakukan dengan menggunakan cek. Oleh sebab itu perusahan perlu menetapkan mata anggaran apa saja yang bisa dibayarkan dengan menggunakan kas kecil, dan mata anggaran apa saja yang tidak bisa dilakukan dengan menggunakan dana tersebut, karena tidak semua pengeluaran yang jumlahnya kecil layak dibayarkan dengan menggunakan dana kas kecil. Tetapi ada perkiraan-perkiraan karena alasan tertentu tidak dibayarkan dengan kas kecil, walaupun jumlahnya relatif kecil.
Biasanya pengeluaran yang termasuk dalam dana kas kecil itu sifatnya pengeluaran rutin. Adapun pengeluaran yang dilakukan dengan dana kas kecil adalah biaya-biaya:
a.    Biaya makan minum
b.    Biaya perlengkapan
c.    Biaya keperluan kantor
d.   Serta biaya-biaya lainnya.

    TUJUAN PEMBENTUKAN KAS KECIL
Untuk menangani masalah perlengkapan/perbekalan kantor yang dilakukan oleh suatu bagian di kantor biasanya berdasarkan langkah-langkah berikut:
1.    Untuk menghindari cara-cara pembayaran pengeluaran yang relatif kecil dan mendadak, yang tidak ekonomis dan tidak praktis.
2.    Meringankan beban para staf dalam memberikan pelayanan secara optimal kepada pelanggan termasuk relasi bisnis pimpinan. Contoh :
Pimpinan kedatangan tamu mendadak dan untuk menjamu tamunya rasanya tidak ekonomis dan tidak praktis kalau stafnya melakukan pembayaran pengeluaran dengan cek.
3.    Untuk mempercepat kegiatan atasan yang mempergunakan dana secara mendadak dan tidak terencana.
     BUKTI PEMAKAIAN DANA KAS KECIL              
a.    Bukti Kas Keluar
     Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas dari fungsi akuntansi kepada fungsi kas sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut. Dalam sistem dana kas kecil, dokumen ini diperlukan pada saat pembentukan dana kas kecil dan pada saat pengisian kembali dana kas kecil.
b.    Cek
     Merupakan dokumen yang digunakan untuk memerintahkan bank melakukan pembayaran sejumlah uang kepada orang/badan yang namanya tercantum pada cek atau pembawa cek.
c.    Permintaan Pengeluaran Kas Kecil
Dokumen ini digunakan oleh pemakai kas kecil untuk meminta uang kepada pemegang dana kas kecil. Bagi pemegang dana kas kecil dokumen ini berfungsi sebagai bukti pengeluaran. Dokumen ini diarsipkan oleh pemegang kas kecil menurut nama pengeluaran dana kas kecil.
d.   Bukti Pengeluaran Kas Kecil
     Dokumen ini dibuat oleh pemakai dana kas kecil untuk mempertanggungjawabkan pemakaian dana kas kecil. Dokumen ini dilampiri dengan bukti-bukti pengeluaran kas kecil dan diserahkan oleh pemakai dana kas kecil kepada pemegang dana kas kecil.
e.    Permintaan Kembali Dana Kas Kecil
     Dokukmen ini dibuat oleh pemegang dana kas kecil untuk meminta kepada bagian utang agar dibuatkan bukti kas keluar guna pengisian kembali dana kas kecil.

      METODE PENCATATAN DANA KAS KECIL
     Metode pencataan dana kas kecil berkaitan dengan pembentukan awal serta proses menjurnal mutasi kas kecil yang digunakan. Metode pencatatan dana kas kecil tergantung dari kebijakan perusahaan ( bagian keuangan perusahaan) yang telah disepakati, dapat menggunakan metode dana tetap ( imprest fund method ) atau metode dana tidak tetap ( fluctuation fund method).
1.    Metode Dana Tetap ( Imprest Fund Method )
Dalam metode dana tetap, dana kas kecil ditentukan dalam jumlah yang relative tetap. Jika jumlah dana yang ditetapkan dianggap cukup untuk pengeluaran kas kecil dalam suatu periode tertentu, jumlah dana kas kecil tidak dinaikkan atau diturunkan. Dalam metode ini pun pemegang kas kecil tidak mencatat pemakaian kas kecil dalam jurnal.Buku kas kecil dijadikan sebagai catatan intern pemegang kas kecil dan tidak dapat dijadikan sebagai dasar dalam pencatatan di buku besar.
2.    Metode Dana Tidak Tetap ( Fluctuation Fund Method )
Dalam metode dana tidak tetap, pemakaian kas kecil oleh pemegang kas kecil dicatat dalam bentuk jurnal formal sehingga buku kas kecil dapat digunakan sebagai dasar pencatatan dalam buku besar. Dana kas kecil tidak ditentukan dalam jumlah yang tetap, sehingga pengganti dana kas kecil (pengisian kembali) tidak harus sama dengan yang telah dikeluarkan.
·      Contoh jurnal kas kecil dengan menggunakan metode imprest adalah sebagai berikut :
1
Kas Kecil
Rp xxx,-



Kas

Rp xxx,-

(Jurnal Untuk Mencatat Pembentukan Kas Kecil)







2
Pada saat terjadi pengeluaran pada kas kecil perusahaan tidak mencatat dalam jurnal laporan keuangan. Perusahaan hanya menyimpan faktur pembelian atas sejumlah kas yang dikeluarkan. Pembelian dan biaya dicatat ketika perusahaan mengisi kas kecil kembali







3
Beban Perlengkapan Kantor
Rp xxx,


Beban Perangko
Rp xxx,


Beban Representasi
Rp xxx,-



Kas

Rp xxx,-

(Jurnal mencatat beban perusahaan apabila perusahaan mengisi kas kecil kembali)







4
Kas
Rp xxx,-



Kas Kecil

Rp xxx,-

(Jurnal Untuk penutupan Kas Kecil Perusahaan pada akhir periode)








Contoh metode Fluktuasi :
Karena pengeluaran setiap periode tidak sama, sedangkan pengisian dana kas kecil pada setiap periode dalam jumlah yang sama, maka jumlah rekening kas kecil akan selalu berubah sesuai dengan fluktuasi pengeluaran yang terjadi.
·      Mencatat pembentukan Dana Kas Kecil

Kas Kecil                                               Rp. xxx
Bank                                                             Rp. xxx
·      Mencatat pembayaran Langganan surat Kabar Pada Surat kabar “langganan

Beban langganan Surat Kabar               Rp. xxx

Kas Kecil                                                      Rp. xxx 

·      Membayar beban Listrik

Beban Listrik                                         Rp. xxx

Kas Kecil                                                      Rp. xxx
           
·       Mencatat pengisian Kembali kas kecil
Kas Kecil                                               Rp. xxx
Bank                                                             Rp. xxx
Ø Perbedaan antara metode dana tetap dengan metode fluktuasi sebagai berikut:
a.    Dalam metode dana tetap, pengeluaran yang dilakukan oleh kasir kas kecil tidak di buat jurnal sedangkan dalam metode fluktuasi pengeluaran yang di lakukan oleh kasir kas kecil di buat jurnal.
b.    Dalam metode dana tetap, Besarnya penggantian sebesar pengeluaran yang telah dilakukan sehingga saldo kas kecil selalu tetap seperti semula. sedangkan dalam metode fluktuasi pengisian kembali tidak harus sebesar pengeluaran yang di lakukan.
c.    Dalam metode dana tetap, saldo kas kecil tetap (seperti semula) sedangkan dalam metode fluktuasi saldo kas kecil berubah-ubah (tidak tetap) 

PERHITUNGAN SELISIH DANA KAS KECIL
          Selisih kas ataupun kas kecil merupakan perbedaan yang terjadi antara jumlah kas menurut perhitungan fisik dengan catatan kas yang ada pada rekening bank maupun catatan buku besar kas pada perusahaan.
        ana Kas Kecilas keluar IL
Terjadinya selisih kas dapat terjadi karena hal-hal sebagai berikut :
a.    Adanya uang palsu.
b.    Kehilangan akibat kekeliruan saat transaksi penjualan tunai, misalnya kekeliruan saat melakukan pengembalian uang kepada pelanggan.
c.    Adanya penerimaan atau pembayaran yang ada nilai recehannya.
d.   Kesalahan pencatatan yang dilakukan baik pada saat melakukan penerimaan kas maupun pengeluaran kas sehingga harus dilakukan jurnal koreksi.
e.    Sebab-sebab yang sama sekali tidak dapat diketahui
     Apabila kas kecil menurut perhitungan fisik lebih besar bila dibandingkan dengan catatan buku besar kas kecil maka hal itu disebut sebagai selisih kas lebih (cash overage) tetapi apabila kas kecil menurut perhitungan fisik lebih kecil dibandingkan menurut catatan buku besar kas kecil maka disebut selisih kas kurang (cash shortage). Jurnal untuk mencatat selisih kas adalah sebagai berikut :
a.    Selisih kas lebih (cash overage)
     Kas Kecil                                                           Rp xxx             
       Selisih kas Kecil                                                   Rp xxx
b.    Selisih kas kurang
     Selisih kas Kecil                                                Rp xxx              
              Kas Kecil                                                             Rp xxx
     Selisih kas kecil lebih dianggap sebagai pendapatan dan selisih kas kecil kurang dianggap sebagai beban atau kerugian. Dalam laporan Laba/Rugi selisih kas lebih akan diinformasikan sebagai pendapatan di luar usaha dan selisih kas kurang akan diinformasikan sebagai beban di luar usaha. Selisih kas yang terjadi saat terjadinya transaksi namun belum dicatat dalam jurnal maka tidak perlu dibuat jurnal koreksi, tetapi kalau sudah dicatat dalam jurnal atau karena kesalahan pencatatan maka harus dilakukan jurnal koreksi.

5 komentar:

  1. terima kasih untuk materinya...!
    jadi tau basicnya sekarang hehe

    BalasHapus
  2. terima kasih untuk materinya...!
    jadi tau basicnya sekarang hehe

    BalasHapus
  3. Apakah jika ada pembelian perlengkapan melalui kas kecil akan mempengaruhi akun perlengkapan pada buku besar?

    BalasHapus